Kamis, 21 April 2016

Latar Belakang

          Kondisi baca-tulis di Indonesia menjadi persoalan utama yang berdampak pada pembangunan bangsa dan negara. Fenomena yang terjadi saat ini ialah pembangunan sarana baca-tulis meliputi pembangunan gedung-gedung perpustakaan gencar dilakukan guna memenuhi kebutuhan literasi. Namun hal tersebut tidak diimbangi dengan antusiasme masyarakat terhadap kegiatan baca-tulis sebagai sebuah kebutuhan atau keperluan untuk mengembangkan diri. Data terakhir yang dilansir Central Connecticut State University menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara dalam pemeringkatan literasi internasional.
          Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan budaya literasi di kalangan masyarakat. Di sekolah, pemerintah melalui Kemendikbud telah membuat program pembiasaan membaca di awal jam sekolah selama 15 menit. Selain itu, pemerintah menyediakan perpustakaan keliling, membuat program hibah buku, dan seminar mengenai literasi. Bahkan berbagai kegiatan dirancang dan diselenggarakan oleh berbagai komunitas yang bergiat di bidang pendidikan masyarakat berupa taman bacaan di kompleks perumahan dan di mal. 
          Menyikapi hal tersebut, Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Angkatan 2015 bermaksud menyelenggarakan Seminar Internasional Riksa Bahasa X dengan tema “Literasi dan Budaya Bangsa”. Seminar diselenggarakan dengan tujuan khusus agar kegiatan literasi tidak hanya menjadi sarana meningkatkan budaya literasi saja, tetapi juga menjadi sarana efektif untuk meningkatkan kualitas atau kecakapan hidup masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar